Jumat, 07 Agustus 2020

Dear diary #9 first love

 Kupejamkan mata ini. Pikiranku berpetualang jauh ke masa lalu. Disana aku bertemu dengan sosok gadis kecil yang aktif, ceria, punya banyak hobi menyenangkan, memiliki banyak teman dekat dan suka tampil disana-sini untuk menari/bernyanyi di depan banyak orang. Sibuk sekali dia! 

Memikirkan gadis kecil itu sekarang, rasanya seperti aku melihat orang lain, orang yang aku ingin semua sifatnya itu ada padaku yang sekarang. 


Namun, gadis kecil itu mulai berubah dan menjadi sangat berbeda ketika pada suatu hari yang tidak pernah terbayangkan olehnya, dia kehilangan sosok yang paling disayangnya untuk selamanya, cinta pertamanya, pelindungnya, pahlawan baginya. 


Dia tumbuh perlahan-lahan menjadi sosok yang tidak lagi suka berada disekitar banyak orang, lebih pendiam, lebih suka di rumah dan tidak seaktif dulu lagi. 


Dia tetap tumbuh sampai sekarang. Tidak ada yang hebat dalam dirinya, apalagi hal yang bisa dibanggakan. Dia justru lebih sering melakukan kesalahan yang berujung pada penyesalan. 


Air mata mengalir membasahi mata yang masih terpejam ini. 

Apa semua akan berbeda jika saja sosok yang disayangnya itu masih ada bersamanya sampai sekarang?

Pertanyaan itu selalu berputar-putar di kepalaku. 

Membayangkan rasanya hidup ini akan lebih indah jika masih bisa terus bersamanya. 


Waktu yang kuhabisakan dengannya tidak banyak namun sangat bermakna. Sepertinya menjadi waktu terindah dalam hidupku ini. 


Dia cinta pertamaku, hadiah terindah yang Tuhan beri untukku, sahabat terdekatku, segalanya bagiku. 


Tuhan jaga dia di sisi-MU. 


Ayah,

Maafkan putrimu yang menjadi seperti ini.


I Love You. 



Rabu, 17 Juni 2020

Dear diary #8 zombie

Pernah tidak berada dalam fase/keadaan dimana semuanya terasa tidak menarik
Melakukan segala aktivitas sehari-hari tanpa gairah apapun, ya hanya melakukannya saja, mengulangi apa yang dilakukan setiap harinya

Perasaan hampa seolah jiwamu sedang jalan-jalan keluar dari raganya
Tidak mengeluh ketika sedang melakukan sesuatu, seperti robot, melakukan apa yang diperintahkan namun tanpa ada perasaan tertentu

Tidak sedang merasa sedih, tapi juga sedang tidak bahagia
Perasaan seperti kehilangan kendali diri
Tidak tahu apa yang salah, tidak tahu apa yang dimau, tidak tahu apa yang seharusnya dilakukan
Perasaan dimana kau membenci dirimu sendiri, dan ingin menghilang

Mungin kamu sedang lelah
Lelah dengan segala hal yang terjadi dalam hidup ini
Terlalu banyak permasalahan yang datang bertubi-tubi yang membuat pikiran kalut, membuat hati menjadi sesak

Inilah saatnya, saatnya untuk berhenti sejenak, saatnya untuk berisitirahat
Menenangkan diri, carilah jawabannya ke dalam hatimu

Temukan apa yang salah, lalu perbaiki lah pelan-pelan
Menjadi lebih intim berhubungan dengan Tuhan, Dia Yang Maha Tahu akan apa yang disembunyikan dalam hati manusia yang terdalam sekalipun
Mungkin selama ini sudah jauh dari-Nya dan sering melupakan-Nya, sehingga membuatmu merasa kacau karna tidak memiliki sandaran hidup

Kembalilah pada-Nya, Dia yang akan membuat hidupmu tenang
dan kembalilah pada dirimu sendiri
Bukalahpi pintu ke hatimu, tanyakan pada dirimu sendiri apa yang salah, temukanlah jawabannya lalu lakukanlah apa yang seharusnya dilakukan


Selasa, 02 Juni 2020

Dear diary #7 overthinking

Aku punya rahasia, rahasia yang aku sendiri jengkel karna memiliki rahasia ini, rahasia tentang salah satu sifatku yang sangat jelak. Kuakui itu, bahkan seringkali membuatku frustasi

Aku tidak tahu kapan ini dimulai, kapan sifat jelek ini ada dalam diriku
Yang aku tahu, dulunya aku tidak seperti ini
Ah, aku memang sudah banyak berubah. Bahkan aku tidak yakin perubahanku ini apakah lebih banyak ke arah positif atau justru negatif, hmm tapi sepertinya lebih cenderung yang terakhir. Huft

Sifatku yang selalu berprasangka buruk pada apa-apa yang belum terjadi, pikiranku yang dipenuhi hal-hal jelek dan ketakutan pada sesuatu yang akan terjadi di depanku.

Aku takut bertemu orang-orang baru, aku takut ketika dalam suatu keramaian dengan banyak orang asing, aku takut melakukan sesuatu yang sebenarnya adalah apa yang aku inginkan, hingga akhirnya itu membuatku menjadi tidak bisa berkembang

Aku menarik diri ke bawah bayangan, aku takut dengan pandangan orang lain padaku, takut dengan pemikiran mereka. 
Bagaimana jika mereka akan mengaggapku terlalu buruk, bagaimana jika mereka tidak menyukaiku, bagaiman jika mereka menganggapku aneh, bagaimana jika mereka tidak mempedulikanku dan pikiran-pikiran buruk lainnya
Padahal pastinya sifat manusia tidak sejelek itu bukan, hanya saja aku yang terlalu berpikiran buruk ini dan bagaimana aku akan tahu tentang mereka jika aku malah menarik diri, tidak mau mencoba, tidak berusaha untuk mendekati dan malah selalu terjebak dalam pikiran burukku ini

Seringnya justru ketika sesuatu yang awalnya buruk ketika kupikirkan, nyatanya setelah dijalani juga tidak semenakutkan itu, ya walapun pastinya pernah juga hasilnya sama buruknya seperti apa yang aku pikirkan
Tapi bukankah itu hal yang wajar, karna manusia memiliki sifatnya masing-masing yang tentunya tidak sama pada setiap individu

Aku sering merasa bersalah karna sudah terburu-buru berpikiran buruk tentang orang lain padahal nyatanya tidak seperti itu
Aku benci sifatku ini, yang membuatku menjadi merasa selalu dibuat-buat, tidak menjadi diriku sendiri karna aku yang selalu mengkhawatirkan tentang penilaian orang lain terhadapku

Aku jadi tidak bisa bebas melakukan apa yang aku inginkan dan mencoba berbagai hal yang menarik bagiku karna aku yang justru lebih memilih untuk menghindar bahkan sebelum memulainya, hingga akhirnya hidupku terasa jadi begini-begini saja 

Rasanya aku benci pada diriku yang sekarang ini, yang seperti ini
Aku yang dulu tidak begini, aku yang dulu akan melakukan apapun yang menarik bagiku, melakukannya dengan senang, dengan tidak berpikiran buruk dengan hasilnya nanti, pokoknya lakukan saja jika itu apa yang aku mau
Aku memiliki banyak teman, aku sangat mudah dekat dengan mereka
Entah aku dulu yang masih terlalu polos, dan sekarang aku menjadi dewasa dengan selalu menimbang sebab-akibat dari apa yang akan aku lakukan
Ah munafik, itu hanya alasanku saja untuk membenarkan tindakanku ini. 
Karna nyatanya hal itu justru seringkali membawa dampak buruk bagiku sendiri
Aku jadi sering melewatkan kesempatan-kesempatan yang harusnya bisa menjadi jalanku untuk berkembang
Aku menjadi terlalu canggung jika bertemu orang lain, hingga akhirnya aku malah terjebak dalam kesepian

Sampai pada titik saat ini dimana aku sepertinya jadi terlalu nyaman dengan hal itu, dengan hal buruk itu

Aku mau berubah
Aku tidak mau seperti ini terus
Jika aku begini terus aku akan gagal, aku akan mengecewakan orang-orang yang menaruh harapan padaku
Aku malu pada diriku sendiri :(

Dear diary #6 curhat

Curahan hati.....mencurahkan isi hati, menceritakan berbagai hal yang disimpan dalam hati kepada orang lain
Sebagian orang bisa dengan mudah curhat ke orang lain, keluarga, teman dekat, pasangan dll
Tapi sebagian lainnya kesusahan untuk melakukannya karna beberapa sebab tertentu

Hmm kalau aku termasuk bagian dari mereka , yang merasa kesusahan untuk membuka mulut, bercerita perihal masalah yang ada di hati kepada orang lain, bahkan keluarga sendiri pun teman dekat

Tidak, bukannya aku orangnya gak percayaan sama orang lain, takut orang lain tidak bisa menjaga rahasia yang akan aku bagikan.
Pada dasarnya, hanya saja aku yang merasa tidak percaya diri, tidak merasa nyaman, tidak terlalu berani dan selalu takut untuk menceritakan berbagai hal yang tersimpan dalam hati, terlebih jika itu adalah hal yang sensitif

Tapi bukan berarti itu membuatku jadi tidak mau mendengarkan orang lain yang ingin curhat padaku, bahkan jika aku bisa aku akan menanggapinya, menghiburnya jika pun aku tidak bisa setidaknya aku akan mendengarkannya, menjadi pendengar yang baik untuknya, dan aku rasa harusnya memang begitu kan. Bukannya orang curhat itu hanya saja karna ia ingin ada orang yang mau mendengarkan cerita tentangnya, mendengarkan permasalahannya, hingga setidaknya dia tidak merasa sendirian, memendamnya sendiri, merasa puas sudah bisa membagi kisahnya dengan orang lain yang dipercayainya :)

Memendam semua hal sendiri tidak enak memang, terkadang lelah, ingin sekali berbagi cerita agar setidaknya aku ini merasa tidak sendirian, tidak kemudian menjadi penyakit hati yang menggrogoti ini, membuat pikiran pun menjadi kalut

Ah mungkin karna aku belum menemukan orang yang tepat saja. Ah aku munafik, padahal karna aku terlalu takut saja. Tapi apa sih yang ditakutkan, ah entahlah aku terlalu takut tanpa sebab yang jelas. Pastinya ada sebab kok, ah ya aku pun bingung, aku bertanya pada diriku sendiri, seperti aku bahkan tidak memahami diriku sendiri ini, apa yang aku takutkan, kenapa aku selalu merasa berkecil hati seperti ini

Aku sadar ini tidak baik, harusnya tidak boleh begini, tapi aku merasa aku juga belum pada usaha yang nyata untuk memperbaikinya

Frustasi! mungkin kata itu tepat untuk menggambarkan perasaan ini
Berjuang sendiri dalam pikiran yang kalut ini
Banyak orang disekitarku, tapi aku malah selalu merasa sendirian (menarik diri) , lalu aku pun merasa lebih baik memilih berpura-pura baik-baik saja. Bersembunyi dalam topeng kepalsuan :(

Senin, 01 Juni 2020

Dear diary #5 pengakuan

Perihal menyukai, terlebih mencintai seseorang bagiku tidak sesederhana itu.
Ah ya, tentunya jika hanya menyukai atau mencintai seseorang secara diam-diam tidak serumit itu, karna tidak melibatkan orang lain, hanya perasaanku saja yg bertindak disini.
Merasa jatuh cinta sendiri, merasa bahagia sendiri, terkadang juga merasa marah, sedih bahkan cemburu sendiri tanpa alasan.
Aneh memang.........perasaan itu hahahahaaaa

Disukai dan dicintai oleh orang orang yang kita sukai dan cintai adalah suatu kebahagian bahkan mungkin anugerah.
Tapi aku masih belum sepenuhnya yakin, apakah kadar rasa suka/cinta itu akan selalu sama bobotnya pada dua orang dalam suatu hubungan. Hmmm rasanya kalau tidak kita yg lebih suka/cinta dia dibanding dia suka/cinta kita, ya dia yg lebih suka/cinta dia dibanding kita suka/cinta dia.

Memutuskan untuk menerima seseorang hadir dalam hidupku bukannya semudah itu. Alasan terbesarnya adalah karna aku yg merasa belum bisa menerima diriku sepenuhnya bagaimana aku pantas menerima kehadiran orang lain itu.

Ya......keresahan dan kekhawatiran yg memenuhi pikiranku ini adalah apa yg aku ciptakan sendiri ketika aku merasa aku yg tidak sempurna ini terlalu takut untuk menerima kehadiran seseorang, bahkan didedakati pun ketika aku yg ingin mendekati.

Semakin lama perasaan itu semakin memupuk dalam diriku, membuatku merasa tidak percaya diri akan diriku sendiri, merasa aku tidak pantas untuk siapapun, merasa aku akan terus berpura-pura ketika harus berhadapan dengan seseorang :(

Tidak tahu apakah sebab aku yg terlalu menarik diri ini nantinya akan menjadi kebiasaan untukku, sampai akhirnya membuatku tidak peduli lagi samapi membuatku muak. Aku harap tidak.

22 tahun usiaku. Selama waktu itu tidak banyak seseorang yg sepertinya ingin memasuki hidupku pun aku yg tidak terlalu sering benar-benar menyukai seseorang bahkan dalam diam.

Ya kuakui memang ada. Aku sedang menyukai orang yg sama bahkan sudah bertahun-tahun lamanya.
Tentu saja aku menyukainya dalam diam. Meskipun sepertinya dulu dia juga punya rasa yg sama denganku ini.
Ah setelah diingat-ingat sepertinya dia juga dulu yg memulai (karna tidak dipungkiri aku lebih cenderung memiliki rasa ketika ada yg memulai).
Namun, mungkin dia tidak menganggapnya terlalu serius, tapi nyatanya justru malah membekas padaku (ini kelemahanku, ketika sudah dimulai maka akan membekas lama dan sulit dihilangkan).
Lalu seiring berjalannya waktu,  tentu saja aku tidak merasa yakin bahkan sangat tidak yakin kalau aku ini pantas untuk menyukainya. Jadi mana bisa aku mengakuinya, dan sepertinya memang tidak akam pernah ada kesempatan untuk itu.

Namun entah mengapa semakin hari aku semakin berharap, tapi juga semakin hari pula aku semakin merasa tidak pantas, tidak akan pernah pantas.

Hingga karenanya, aku merasa sampai saat ini perasaanku tertaut padanya, seperti tidak bisa lepas, tidak bisa berpaling. Aku seperti menunggunya, hmm bahkan aku tahu penantian itu akan sia-sia saja.
Aku menjadi seperti tidak bisa menyukai orang lain, karna ketika aku mencoba akan selalu berakhir kembali menyukainya.

Ya Tuhan...........tentang perasaanku ini aku menyerahkan sepenuhnya pada kehendakMu, karna aku percaya dan meyakini bahwa Kau pastinya telah mempersiapkan seseorang yg akan melengkapiku.

Saat ini aku tidak tahu siapa dia, bahkan aku juga belum bisa membayangkan seperti apa dia. Biarlah waktu yg menjawab rasa penasaranku ini.

Ini masalahku........hanya saja aku yg belum bisa mensyukuri diriku ini, menerima diriku ini sepenuhnya, mencinta diriku yg seperti ini. Seharusnya aku tidak seperti itu.

Berat memang, tapi aku akan terus berusaha perlahan-lahan merubahnya, menjadi lebih baik dan lebih bersyukur.

Aku tidak sempurna, pun 'dia' juga tidak sempurna.
Bukankah dua orang dipertemukan untuk saling menyempurnakan, walau manusia mana ada yg sempurna.


Terkahir.......
Sepertinya aku akan lebih bisa menerima diriku ini ketika ada seseorang yg bisa menerimaku dengan segala ketidaksempurnaanku ini. Lalu hidup bahagia dan sederhana dengannya. Bersama-sama memupuk rasa kasih sayang hari demi hari.
Tentunya akupun sadar, hal itu harus dimulai dari diriku sendiri. Maka, aku akan mencoba~~

Dear diary #4 📩 dari diriku untuk diriku

Tidak semudah itu untuk menerima orang lain ketika masih belum bisa menerima diri sendiri sepenuhnya.

Akan banyak keresahan&kekhawatiran yg kamu ciptakan sendiri yg membuatmu kalut hingga menjadi tidak percaya diri menerima seseorang hadir dalam hidupmu.

Itu masalahmu...
Pikiran buruk yg kamu ciptakan itu.... Akhirilah!

Belajar lah untuk menerima dirimu sepenuhnya.
Kamu tidak sempurna, pun dia tidak sempurna.
Kalian dipertemukan untuk saling menyempurnakan, walau manusia mana ada yg sempurna.

Kamis, 14 Mei 2020

Dear diary #3 Dua puluh dua

Halo, akhirnya sekarang aku menyapamu
Bukankah aku sangat terlambat?
Pada akhirnya, aku tiba-tiba mendatangimu
Dan inilah kita, kita saling bertemu

Aku hanya berharap kamu tetap bersinar seperti dirimu
Aku menggambarmu dengan senyumanku
Ada begitu banyak yang ku harapkan
Namun kadang-kadang, aku tertutupi bayangan
Dan aku tak bisa membantu hatiku yang merasa sedih

Kamu tidak harus dibuat-buat, kamu tidak perlu cemas
Tak apa-apa untuk berhenti sejenak
Aku akan selalu berada di sisimu
Sekali lagi hari ini, aku berbisik pada diriku yang berusia dua puluh dua

Aku harap kamu memiliki tidur tanpa mimpi
Aku harap kamu akan menutup matamu dengan damai
Ada banyak hal yang ingin aku lakukan
Ada banyak hal yang ingin aku gambar
Namun aku tak punya cukup banyak cat
Ketahuilah bahwa ini adalah diriku

Bolehkah aku memiliki malam yang nyaman yang hanya dipenuhi dengan pikiranku
Dimanakah aku harus menempatkan kecemasan ini? 
Berapa banyak yang harus aku ambil?

Aku tahu tak ada yang namanya "bagaimana jika"
Untuk hal-hal di masa lalu
(tetapi ketika kita bertemu lagi)
Aku hanya akan mendengarkan diriku saja
Sekali lagi hari ini, aku berbisik pada diriku yang berusia dua puluh dua

Dear diary #2 Satu sisi

Aku tidak bisa merelakanmu tapi aku juga tidak ingin mengganggumu. Terlebih aku, kamu seperti dua sisi yang entah bagaimana sepertinya tidak ditakdirkan untuk terhubung satu sama lain. Namun, mengapa kamu di hatiku seperti tidak bisa lepas, tidak mau pergi, selalu jadi yg dipikirkan hingga rasanya jika bukan kamu, aku tidak mau.
Aku, kamu....memangnya apa yg terjadi? Bahkan tidak ada kata 'kita'. Namun mengapa harapanku selalu padamu.


Seseorang mengatakan padaku bahwa cinta satu sisi seperti kau membangun rumahmu sendiri dan lalu juga meruntuhkannya sendiri. Ini benar-benar melelahkan.


Ingat saja aku. Entah aku membangun rumahku sendiri atau tidak.
Aku akan disana bekerja keras membangun rumah dan meruntuhkannya sendiri.
Jika kau kebetulan memikirkan aku dan bertanya-tanya rumah macam apa itu.
Jika kau penasaran, berbaliklah dan lihat aku.